ANALISIS FAKTOR PENERIMAAN GOOGLE CLASSROOM MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
DOI:
https://doi.org/10.33005/jifosi.v2i2.88Keywords:
Google Classroom, technology acceptance model, faktor penggunaan, PLS-SEMAbstract
E-learning adalah salah satu perkembangan teknologi di bidang pendidikan yang berpotensi menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif. Namun, adopsi e-learning di beberapa daerah di Indonesia terbilang cukup rendah. Salah satu faktornya adalah kurangnya pemahaman akan faktor adopsi e-learning. Dengan demikian, penelitian yang dapat mengungkap faktor adopsi e-learning penting untuk dilakukan. Berdasarkan literatur, salah satu model yang komprehensif dapat menjelaskan penerimaan e-learning adalah model TAM yang dikembangkan Salloum et al. Pada penelitian ini, model tersebut
digunakan sebagai acuan untuk mengungkap faktor adopsi e-learning. Yang dalam hal ini, dibatasi hanya pada Universitas PGRI Adi Buana Surabaya – sebagai salah satu univeritas yang mengadopsi Google Classroom sebagai sistem e-learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan penggunaan Google Classroom oleh mahasiswa Univeristas PGRI Adi Buana Surabaya menggunakan Technology Acceptance Model yang dikembangkan Salloum et al. Terdapat 376 data tanggapan mahasiswa yang diperoleh secara daring dan dianalisis menggunakan teknik Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa variabel selain information quality yaitu system quality, computer playfulness, perceived usefulness, perceived accessibility, content quality, computer self-efficacy, perceived enjoyment, perceived ease of use, attitude towards using, behavioral intention to use dan subjective norm berpengaruh signifikan terhadap penerimaan penggunaan Google Classroom. Model konseptual yang digunakan dapat menjelaskan niat penggunaan Google Classroom sebesar 56%. Diharapkan hasil penelitian
memberikan gambaran umum faktor adopsi e-learning dan mendorong peneliti lain untuk mengkaji adopsi e-learning dari sisi lain.